PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL
Nama :Irfanny Zahara Nasri
Kelas :1PA11
NPM :17515621
PSIKOLOGI DAN
INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL
A. Psikologi
Ketertarikan Interpersonal dalam Internet

Dalam
berinternet para netter dibuai dengan banyaknya fitur internet seperti mailing,
chatting, gaming, serta jejaring sosial. Dalam menggunakan fitur tersebut kita
biasanya tidaklah sendiri, melainkan kita bertemu netter lain baik secara
langsung maupun tidak dan karena hal tersebut muncullah komunikasi diantara
para netter karena desakan kebutuhan manusia seperti kebutuhan akan aktualisasi
diri dan kebutuhan akan eksistensi orang lain. Dari komunikasi itulah
timbul ketertarikan antara netter satu dengan lainnya seperti seorang gamer
yang menjagokan karakter buatan orang lain yang jauh lebih kuat dari karakter
game yang ia buat, atau seorang pengguna jejaring sosial yang tertarik dengan
lawan jenis setelah melihat gambar profil orang lain yang dianggapnya menarik,
bahkan dengan fitur teleconference yang juga disediakan dalam berinternet
menambah peluang terjadinya ketertarikan antara netter satu dengan lainnya.
B. Hambatan
Psikologi dalam Interpersonal Online Relation
.jpg)
Sejalan
berkembangnya ketertarikan interpersonal dalam internet muncullah suatu
relationship (hubungan) seperti pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan
kerja, bahkan hubungan kekasih. Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak
sepenuhnya lancar atau aman, bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan
harus hancur karena beberapa hal yaitu : Identitas Palsu, dalam dunia maya
seorang netter dapat menggunakan identitas palsu seperti identitas palsu yang
dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga orang tersebut
memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikan memasang
status single pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau
memudahkannya mencapai sesuatu.
Kurang
Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua
belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya
seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan
melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering
terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim
atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya
itu menghilang atau tidak online lagi.
Kurang
Berlakunya Norma dan Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com)
dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu
agama, ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik
dengan eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS,
baik komentar pro ataupun kontra.
C. Perilaku
Negatif dalam Interpersonal Online Relation

Selain
adanya hambatan dalam terjalinnya hubungan di dunia maya di dalamnya juga
terdapat beberapa perilaku negatif seperti adanya cyber-cheating dan cyber
flirting.
1.
Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang
terjadi di internet dapat terjadi ketika seseorang yang telah memiliki pasangan
memiliki hubungan yang dekat pula dengan orang lain. Misalkan seorang istri
memiliki akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam daftar
temanya dan selama ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda
dengan mantannya itu, maka hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
2.
Cyber Flirting, atau merayu yang
dilakukan dalam dunia maya. cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi
di jejaring sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak
amanan yang membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah
dalam cyber flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah
lagi jika dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi
perilaku negatif cyber flirting tersebut.
3.
Computer Supported Cooperative Work
CSCW pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul
M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang
tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. CSCW
mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi
didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW
dengan groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada
wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi
mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek
yang timbul baik secara psikologi maupun sosial.
Dengan CSCW maka
groupware dapat dimaksimalkan dengan kakas dan teknik yang dikembangkan oleh
CSCW tersebut. Sehingga sistem kerja kelompok yang terkoneksi internet bisa
dimaksimalkan serta dicari pengembangannya lebih lanjut.
SUMBER https://deathneverlost.wordpress.com/2012/11/18/psikologidan-internet-dalam-lingkup-interpersonal/http://rifdasicewekgaul.blogspot.co.id/2015/12/psikologi-ketertarikan-interpersonal.html