PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP TRANSPERSONAL
NAMA : IRFANNY ZAHARA NASRI
KELAS :2PA11
NPM : 17515621

A. DAMPAK SOSIAL DARI INTERAKSI MANUSIA
DAN INTERNET.
Karena menurut
penelitian, orang yang sangat aktif di dunia maya akan membawa pengaruh buruk
pada dunia sosial nya seperti menjadi Anti sosial karena terlalu sibuk dengan
media sosialnya. kenyataan dan dunia maya nya berbeda. Dan itu bisa menjadi
berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.
·
Dampak pada perkembangan
fisik
Interaksi remaja dengan internet banyak
mengurangi aktivitas gerak karena saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah
banyak menggunakan perantara internet. Hal tersebut menyebabkan perkembangan
fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical
decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan
penglihatan kabur karena remaja lebih rentan daripada orang dewasa terhadap
cahaya dan radiasi dari perangkat internet. Selain itu obesitas juga kasus yang
sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik.
·
Dampak pada perkembangan
emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak
lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial.
Bila lingkungan sosial yang ada di
sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada
kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat
Sehingga individu harus mengembangkan
keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.
·
Dampak pada perkembangan
inteligensi
Bahwa remaja yang menggunakan internet
secara berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam
rentang perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) ,
dan “rasa kebingungan dalam identitas.” Selain itu internet juga berdampak pada
penalaran kritis karena hampir semua informasi telah Tersedia sehingga para
remaja menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada
satu hal.
·
Dampak pada perkembangan
moral
Banyak kasus di Indonesia tentang
kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya
adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak
dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan remaja di Indonesia. Secara umum efek internet terhadap
perkembangan moral diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui
4 faktor utama yang muncul dalam interaksi remaja dengan internet
b. Global Brain dan peran
internet
·
Global Brain
Global Brain merupakan konseptualisasi
dari jaringan di seluruh dunia yang dibentuk oleh manusia di muka bumi ini
secara bersama-sama dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
menghubungkan mereka untuk menjadi cerdas, sehingga brain atau otak itu menjadi
sistem yang mengatur dirinya sendiri. Internet pun menjadi lebih cepat, lebih
cerdas, dan lebih menyeluruh, juga semakin mengikat umat manusia
bersama-sama ke dalam sistem pengolahan informasi tunggal yang berfungsi
seperti sistem saraf untuk planet Bumi. Kecerdasan jaringan ini bersifat
kolektif atau didistribusikan (tidak terpusat atau lokal dalam setiap individu
tertentu, organisasi atau sistem komputer). Hal seperti ini bukan muncul
dari jaringan dinamis interaksi antara komponen-komponennya tetapi merupakan
properti khas dari sistem adaptif yang kompleks.
·
Mediasi
Mediasi merupakan suatu upaya
penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, dalam artian
yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak
yang bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak. Mediasi
juga disebut emergent mediation jika mediatornya merupakan
anggota dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama
dengan pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau
ingin memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider.
Adapun pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses
damai dimana para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada
seorang mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg
bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar tetapi
tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
Pihak mediator ini berperan sebagai pendamping dan penasihat serta sebagai
salah satu mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi juga digunakan di banyak
masyarakat dan diterapkan kepada berbagai kasus konflik.
·
Model atau
Kondisi Consciousness
Menurut teori Jung, seperti yang
dikutip Alwisol (2004) dalam bukunya Psikologi
Kepribadian, consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin
sebelum dilahirkan. Secara berangsur kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi
ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai mengenal manusia dan ojek disekitarnya.
Menurut Jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego.
Sebagai organisasi kesadaran, ego berperan penting dalam menentukan persepsi,
pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk ke kesadaran. Tanpa seleksi ego,
jiwa manusia bisa menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua
bebas masuk ke kesadaran. Dengan menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara
keutuhan dalam kepribaddian dan memberi orang perasaan kontinuitas dan
identitas.
·
Model atau
Kondisi Collective Unconsciousness
Collective unconsciousness disebut
juga transpersonal unconscious, konsep asli Jung yang paling
kontroversial; suatu sistem psikis yang paling kuat dan paling berpengaruh, dan
pada kasus-kasus patologik mengungguli ego dan ketidaksadaran pribadi. Menurut
Jung, evolusi makhluk (manusia) memberi cetak biru bukan hanya mengenai
fisik/tubuh tetapi juga mengenai kepribadian. Taksadar kolektif adalah gudang
ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam wujud manusia
maupun leluhur pramanusia/binatang (ingat teori evolusi Darwin). Ingatan yang
diwariskan adalah pengalaman-pengalaman umum yang terus menerus berulang lintas
generasi. Namun yang diwariskan itu bukanlah memori atau pikiran yang spesifik,
tetapi lebih sebagai predisposisi (kecenderungan untuk bertindak) atau potensi
untuk memikirkan sesuatu. Taksadar kolektif merupakan fondasi ras yang
diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Di atasnya dibangun ego,
taksadar pribadi dan pengalaman individu. Jadi apa yang dipelajari dari
pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh taksadar kolekif yang menyeleksi
dan mengarahkan tingkah laku sejak bayi. Taksadar pribadi dan taksadar kolektif
sangat membantu manusia dalam menyimpan semua yang telah dilupakan/diabaikan.,
dan semua kebijakan dan pengalaman sepanjang sejarah. Mengabaikan taksadar
dapat merusak ego karena taksadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi
menyimpang seperti phobia, delusi, dan simptom gangguan psikologis. Isi utama
dari taksadar kolektif adalah arketipe, yang dapat muncul ke kesadaran dalam
wujud simbolisasi. (Alwisol:2004)
Setelah beberapa istilah telah
dijelaskan sebelumnya, saya berpendapat bahwa peran internet sebagai mediasi
memang dapat membuat terbentuknya
model/kondisi consciousness ataupun unconsciousness.
Karena mediasi memiliki arti sebagai penengah yang menengahi permasalahan
anatara kedua belah pihak, jadi jika dikaitkan dengan teori dari Jung yang
menyatakan bahwa diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sehingga ego disini
memiliki peran sebagai mediasi atau penengah dari struktur kepribadian id dan
super ego. Id merupakan struktur kepribadian yang berperan berdasarkan prinsip
kesenangan, sedangkan super ego merupakan struktur kepribadian yang berperan
berdasarkan prinsip moralitas dan idealis. Ketika internet sudah sangat
menjamur di jaman ini dan memang memiliki peran cukup berpengaruh dalam
kehidupan kita sehari-hari sebagai sumber informasi ataupun media untuk
berinteraksi dengan orang lain melalui jejaring sosial, faktanya ketergantungan
terhadap dunia internet membuat seseorang menjadi lupa diri. Seseorang
cenderung mengutamakan kepuasan dirinya yaitu Id dibandingkan realita yang
seharusnya dia dapat lebih bijak menggunakan super egonya. Karena itulah disini
sangat dibutuhkan peran ego untuk menengahi segala permasalahan yang ada, yang
ia hadapi dalam kebijakan menggunakan internet itu sendiri. Namun memang tak
dapat dipungkiri bahwa dari sisi positif yang telah banyak memberikan informasi
atau wawasan baru bagi penggunanya membuat pengguna memiliki lebih banyak
informasi yang kemudian dari informasi yang ia dapatkan tersebut ia
realisasikan pada kehidupan sehari-harinya sehingga terbentuklah pengalaman
yang mendorong collective unconsciousness orang tersebut.
SUMBER